Selasa, 06 November 2012

GOOD CORPORATE GOVERNANCE ( GCG )

GOOD CORPORATE GOVERNANCE ( GCG )

Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen baru, Good Corporate Governance (GCG) untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Dari berbagai hasil pengkajian yang dilakukan oleh berbagai lembaga riset independen nasional dan internasional, menunjukkan rendahnya pemahaman terhadap arti penting dan strategisnya penerapan prinsip-prinsip GCG oleh pelaku bisnis di Indonesia. Selain itu, budaya organisasi turut mempengaruhi penerapan GCG di Indonesia. 

Contoh kasus : PT Telkom

Tata Kelola Perusahaan

“Saat ini penerapan Good Corporate Governance (“GCG”) terus Kami
selaraskan dengan dinamika bisnis yang terjadi. Untuk mewujudkannya,
Telkom menerapkan GCG yang terintegrasi dengan pengelolaan kepatuhan,
manajemen risiko dan pengendalian internal. Langkah ini Kami tempuh
agar Perusahaan memiliki pengetahuan dan kapabilitas untuk mengelola
Governance, Risk and Compliance (“GRC”) yang sejalan dengan pengelolaan
kinerja bisnis dan mampu mengantarkan organisasi mencapai kelangsungan
hidup Perusahaan. Terutama penerapan manajemen risiko, meskipun
awalnya tidak mudah dan membutuhkan waktu untuk dapat menguasai
kompetensi, memperoleh keakuratan dalam mengidentifikasi risiko industri
dan organisasi, serta mampu menjadikan budaya risiko sebagai bagian dari
budaya karyawan, akhirnya berkat kesungguhan/konsistensi dan kesabaran
manajemen saat ini diperoleh hasil manajemen risiko telah mewarnai dan
berkontribusi positif dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan
dan penguatan penerapan GCG di Telkom Group”.

Analisi :

Telkom Berhasil Implementasikan GCG
GCG meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.

VIVAnews - Berdasarkan survey Good Corporate Governance (GCG) Perception Index 2008, yang dilakukan bersama The Indonesian Institute for Corporate Governance (IIGI) dan Majalah SWA, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terpilih sebagai Perusahaan Sangat Terpercaya.

Predikat ini diperolehnya karena dinilai berhasil mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dalam badan perusahaan. Praktek-praktek GCG di dalam Telkom merupakan mandatori dari ketentuan SOA/SEC yang meliputi keharusan integrated audit, juga audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan audit IT.

“Audit TI Telkom 2009 berhasil memenuhi standar zero significant deficiency,” kata Eddy Kurnia, VP Public & Marketing Communication Telkom, melalui keterangannya, 28 Desember 2009.

Menurutnya, apabila GCG baik, transparan, dan akuntabel di tiap langkah Telkom, maka artinya perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Rata-rata shareholder Telkom merupakan long term shareholder dari segmen institusi. “Mereka percaya karena bottom line laporan kami sesuai  dengan kenyataan,” ucap Eddy.

Telkom sendiri, diakuinya sudah cukup lama menerapkan GCG. Namun, jika biasanya GCG hanya diaplikasikan di level Board of Director, sementara di Telkom, aplikasinya menjangkau sampai ke manajemen level terbawah.

“Contohnya untuk laporan keuangan, Telkom benar-benar diaudit oleh auditor independen. Dari sejumlah penghargaan yang kami peroleh, kami cukup yakin GCG di tubuh Telkom sudah on track, bahkan sekarang GCG sudah menjadi kultur,” kata Eddy.

Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan dalam sebuah acara khusus di Jakarta pada akhir minggu lalu, yang diterima langsung oleh Prasetio, Compliance & Risk Management Director Telkom.

Adapun prinsip-prinsip umum Good Corporate Governance (GCG) meliputi unsur transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness. Selain itu, telah didukung dengan faktor-faktor seperti komitmen, kerja sama, kepemimpinan, kompetensi, nilai moral, etika, visi dan misi perusahaan.

Sekedar diketahui, survey Good Corporate Governance Perception Index 2008 (CGPI 2008) melakukan penilaian terhadap 20 perusahaan yang terdiri dari emiten, BUMN, BUMD dan perusahaan swasta dari penyelenggaraan menajemen stratejik dan implementasi GCG.

Berdasarkan 12 aspek yang ditetapkan sebagai acuan penilaian, CGPI 2008 menentukan lima perusahaan yang berhasil memperoleh peringkat Sangat Terpercaya, termasuk Telkom, 13 perusahaan memperoleh peringkat Terpercaya, dan 2 perusahaan memperoleh peringkat Cukup Terpercaya.

Teori :

Corporate Governance Award 2010: TELKOM Meraih "The Best Right Shareholder"
Jakarta, 22 November 2010 - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM) meraih penghargaan CGA (Corporate Governance Award) untuk kategori “The Best Right of Shareholder”. Penghargaan diberikan oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) bekerja sama dengan Majalah Investor di Ayodya Resort, Nusa Dua, 19 November 2010. Penghargaan The Best Right Shareholders ini diserahkan langsung oleh Staf ahli Menteri Keuangan Republik Indonesia, Permana Agung kepada Direktur Compliance & Risk Management Telkom, Prasetio. Perolehan penghargaan tersebut menunjukkan TELKOM sebagai salah satu perusahaan yang sehat, besar dan bermanfaat.

“GCG (Good Corporate Governance) sendiri selama ini menjadi salah satu program utama (Core Program) TELKOM untuk mencapai tujuan,” kata Vice President Public and Marketing Communication TELKOM, Eddy Kurnia. “Implementasi CG terbukti berdampak positif bagi peningkatan kinerja perusahaan,” tambahnya. 

Keberhasilan TELKOM meraih penghargaan CG memiliki arti penting bagi perusahaan TIME (Telecommunication, Information, Media dan Edutainment) terbesar di Indonesia tersebut dalam memberikan manfaat kepada seluruh pemangku kepentingan (stake holder). Menurut Eddy Kurnia, seluruh lapisan manajemen TELKOM termasuk karyawan dan pemegang saham menerapkan prinsip GCG melalui TARIF yang merupakan kepanjangan dari Transparan, Akuntabilitas, Responsibility, Independensi, dan Fairness. 

“Diharapkan TELKOM mampu tumbuh pesat secara berkesinambungan (Sustainable Exponensial Growth) melalui konsep tersebut,” jelas Eddy Kurnia. Prinsip-prinsip GCG, menurutnya, diterapkan secara baik di setiap lini dan pada setiap tahapan bisnis, baik pada tingkat korporasi maupun pada unit bisnis strategis dan anak perusahaan. 

Manfaat penerapan GCG secara baik dan benar, menurutnya akan menjaga kualitas seluruh produk-produk TELKOM, seperti telepon, internet cepat, televisi berbayar maupun IT Services. Di samping itu juga, GCG dapat menjaga tingkat efisiensi terutama menyangkut biaya pelaksanaan proyek cost of production yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing dan kemampuan berkompetisi. 

Dalam kondisi dunia usaha saat ini, di mana persaingan sangat ketat, sangat dinamis dan berfluktuasi bahkan terjadi kekacauan (chaos) akibat pengaruh ekonomi global, maka betul-betul dibutuhkan suatu kondisi perusahaan dengan seluruh sumber daya yang prima untuk mampu menghadapi tantangan. Selain itu tentunya siap memanfaatkan peluang bisnis yang ada. 

Penerapan GCG dimulai dari model perusahaan properti yang terintegrasi, program pengembangan layanan strategis, kemitraan strategis, efisiensi pendanaan dan juga penerapan Best Practices dari Industri-industri lainnya.

Terdapat 5 instrumen yang dipakai untuk menilai perusahaan-perusahaan di antaranya hak-hak pemegang saham, perlakuan yang setara terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi serta tanggung jawab dewan direksi. 
Instrumen penilaian dikembangkan IICD menurut prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sesuai standar internasional dari Organization of Economic Cooperation and Development (OECD). Sementara, penilaian didasarkan pada informasi yang tersedia di publik, seperti laporan tahunan, laporan keuangan, panggilan RUPS tahunan, pengumuman hasil RUPS tahunan, notulen-notulen RUPS tahunan, notulen-notulen rapat dewan, website emiten, website BEI, website Bapepam dan Lembaga Keuangan, serta informasi-informasi publik yang relevan.

Pada Triwulan III/2010 Telkom jumlah pelanggan seluler meningkat pesat sebesar 17,0% dibandingkan periode tahun lalu menjadi 93,1 juta pelanggan pada bulan September 2010. “Selama Triwulan III 2010 terjadi tambahan pelanggan sebesar 11,5 juta pelanggan,” ujarnya. 

Peningkatan yang sangat berarti justru terjadi pada layanan pita lebar (broadband). Jumlah pelanggan layanan pita lebar meningkat sebesar 155,0% menjadi 6,4 juta pelanggan sedangkan pendapatan konsolidasi Layanan Data, Internet dan IT Services meningkat 15%. 

Sampai dengan 30 September 2010, TELKOM mencatat kenaikan Pendapatan Usaha sebesar Rp 1.960 miliar atau 3,9% yang sebagian besar disumbangkan oleh kenaikan Pendapatan Data, Internet, dan Jasa Teknologi Informatika sebesar Rp2.071 miliar atau 15,0%. 

Pendapatan Telepon Seluler naik sebesar Rp 552 miliar atau 2,6%, sedangkan Pendapatan Telepon Tetap turun sebesar Rp 952 miliar atau 8,8%. Sampai dengan 30 September 2010. Sehingga jumlah total pelanggan TELKOM Group mencapai 118,2 juta pelanggan dengan rincian sebagai berikut: 1) Jumlah Telepon tetap terpasang relatif stabil, yaitu 8,3 juta pelanggan. 2) Flexi menambah 1.617 pelanggan, sehingga jumlah total pelanggan menjadi 16,8 juta pelanggan dan 3) Telkomsel mencatat peningkatan jumlah pelanggan yang signifikan pada TW-3 2010, jumlah pelanggan mencapai 93,1 juta, terdiri dari 2,1 juta pelanggan pasca bayar dan 91,0 juta pelanggan pra-bayar. Pertumbuhan sebesar 16,7% dibandingkan tahun lalu ini didukung oleh adanya inovasi produk dan layanan, positioning brand yang kuat dan peningkatan kualitas jaringan.

Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD)merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh 10 sekolah bisnis yang bereputasi tinggi dan beberapa individu. IICD dengan alumninya yang lebih dari 900 direktur dan komisaris, merupakan yang terbesar di Indonesia; menempatkan diri untuk mendukung para pengambil keputusan, sebagai partner strategis dalam penerapan GCG. Program-program IICD didukung oleh Bank Dunia, Jakarta Initiative Task Force (JITF) – Departemen Keuangan RI, dan CIPE (Center for International Private Enterprise) sebagai bagian dari pengembangan implementasi Good Corporate Governance di Indonesia. 
IICD juga merupakan Tim Penilai dan Juri GCG pada Anugerah Business Review, BUMN Award, dan BUMD Award yang diselenggarakan oleh Business Review dan didukung oleh Kementerian BUMN Negara RI. IICD merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia dan menjadi Ketua dalam organisasi IDEA.Net (Institute of Directors East Asia Network), yang merupakan organisasi kedirekturan di Asia dengan Visi mengembangkan penerapan Good Corporate Governance di Asia melalui anggota-anggotanya.